Tuesday, August 6, 2013

Filled Under: ,

10 Sumbangsih Islam dalam bidang Kedokteran


Ilmu kedokteran tak lahir dalam waktu semalam,” ujar Dr Ezzat Abouleish MD dalam tulisannya berjudul Contributions of Islam to Medicine. Studi kedokteran yang berkembang pesat di era modern ini merupakan puncak dari usaha jutaan manusia, baik yang dikenal maupun tidak, sejak ribuan tahun silam. Begitu pentingnya, ilmu kedokteran selalu diwariskan dari generasi ke generasi dan bangsa ke bangsa. Cikal bakal ilmu medis sudah ada sejak dahulu kala. Sejumlah peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, Roma, Persia, India, serta Cina sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmu kedokteran dengan cara sederhana.

Tapi peradaban keilmuan, khususnya dalam bidang kedokteran yang dicapai oleh bangsa-bangsa itu akhirnya bergeser. Zaman pertengahan, peradaban ada ditangan Islam, dimana Ilmu pengetahuan mendapat perhatian penuh. Tidak terkecuali ilmu kedokteran, ketika penerjemahan dilakukan secara besar-besaran. Dari kegiatan itu, dapat dikatakan kejayaan Islam dalam keilmuan dimulai. Inilah zaman menuju keemasan Islam, yang dalam dunia politik kekhalifahan dipegang oleh bani Abbasiyyah.

Kontribusi peradaban Islam dalam dunia kedokteran sungguh sangat tak ternilai. Di era keemasannya, peradaban Islam telah melahirkan sederet pemikir dan dokter terkemukan yang telah meletakkan dasar-dasar ilmu kedokteran modern. Dunia Islam juga tercatat sebagai peradaban pertama yang mempunyai Rumah Sakit dan dikelola oleh tokoh-tokoh professional. Dunia kedokteran Islam di zaman kekhalifahan meninggalkan banyak karya yang menjadi literatur keilmuan Dunia.

2 Tokoh Islam yang sangat Masyhur dalam bidang ini adalah Ibnu Sina (Avicena) dan Ar-Razi. Adapun berikut 10 sumbangsih keilmuan Islam dalam bidang kedokteran yang sampai saat ini masih di gunakan.

  • Aroma Terapi

Aromaterapi merupakan salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang.

Stanley Finger dalam karyanya bertajuk “Origins of Neuroscience: A History of Explorations Into Brain Function” mengungkapkan, penyulingan uap air pertama kali ditemukan dokter Muslim bernama Ibnu Sina (980 M – 1037 M). Ibnu Sina menggunakan penyulingan uap air itu untuk membuat minyak esensial yang digunakan untuk mengobati pasiennya.

Metode pengobatan ini disebut aromaterapi. ''Ibnu Sina pun dijuluki sebagai orang pertama yang mengenalkan aromaterapi,'' ungkap Finger.

  • Kromoterapi (Cromoterapia)

Kromoterapi merupakan metode perawatan penyakit dengan menggunakan warna-warna. Terapi ini merupakan terapi suportif yang dapat mendukung terapi utama.

Menurut praktisi kromoterapi, penyebab dari beberapa penyakit dapat diketahui dari pengurangan warna-warna tertentu dari sistem dalam tubuh manusia.

Terapi ini ternyata juga dikembangkan Ibnu Sina. Avicenna sudah mampu menggunakan warna sebagai salah satu bagian yang paling penting dalam mendiagnosa dan perawatan.  Dalam “The Canon of Medicine”, Ibnu Sina mengungkapkan bahwa warna merupakan gejala yang nampak dalam penyakit.

Ia juga telah berhasil mengembangkan grafik hubungan antara warna dengan suhu tubuh dan kondisi fisik tubuh. Bahkan, Avicenna lebih lanjut membahas kekayaan warna untuk menyembuhkan dan pertama untuk membuktikan bahwa warna yang salah yang diusulkan untuk terapi dapat menyebabkan tidak ada respons dalam penyakit yang spesifik.
 
  • Hirudoterapi (Hirudoterapia)

Hirudoterapi merupakan terapi penyembuhan penyakit dengan menggunakan pacet/lintah sebagai obat untuk tujuan pengobatan, yang diperkenalkan Avicenna dalam karyanya The Canon of Medicine. 

Ibnu Sina juga mengenalkan penggunaan lintah sebagai perawatan untuk penyakit kulit. Terapi lintah menjadi salah satu metode yang disukai masyarakat Eropa pada abad pertengahan.

Dalam era lebih maju, pengobatan dengan lintah diperkenalkan oleh Abd-el-latif pada abad ke-12 M, yang menulis bahwa lintah dapat digunakan untuk membersihkan jaringan penyakit setelah operasi pembedahan.

Dia melakukannya, walaupun ia mengerti risiko menggunakan lintah. Ia memberikan saran untuk pasien bahwa lintah harus dibersihkan sebelum digunakan dan kotoran dan debu "yang melekat pada lintah harus dihilangkan" sebelum penggunaan.

“Abd-el-latif selanjutnya menulis bahwa setelah lintah menghisap darah keluar, garam harus diteteskan di bagian tubuh manusia,” jelas Nurdeen Deuraseh, dalam karyanya bertajuk “Ahadith of the Prophet on Healing in Three Things (al-Shifa’ fi Thalatha): An Interpretational of Journal of the International Society for the History of Islamic Medicine.  

  • Kemoterapi

Kromoterapi merupakan kaedah rawatan penyakit dengan menggunakan warna-warna. Terapi ini merupakan terapi sokongan yang boleh menyokong terapi utama. Menurut pengamal kromoterapi, penyebab dari beberapa penyakit dapat diketahui dari pengurangan warna-warna tertentu dari sistem dalam manusia.

Terapi ini ternyata juga dibangunkan Ibnu Sina. Avicenna sudah mampu menggunakan warna sebagai salah satu bahagian yang paling penting dalam mendiagnosis dan rawatan. Dalam The Canon of Medicine, Ibnu Sina mendedahkan bahawa "Warna merupakan gejala yang nampak dalam penyakit".

Ia juga telah berjaya membangunkan grafik hubungan antara warna dengan suhu badan dan keadaan fizikal tubuh. Bahkan, Avicenna lebih lanjut membincangkan kekayaan warna untuk menyembuhkan dan pertama untuk membuktikan bahawa warna yang salah yang dicadangkan untuk terapi boleh menyebabkan tidak ada respons dalam penyakit yang khusus.
  • Fisioterapi
Fisioterapi kaedah penyembuhan yang menitikberatkan untuk menstabilkan atau membaiki gangguan fungsi alat gerak atau fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses / kaedah terapi gerak.

Doktor Muslim membangunkan kaedah terapi bermula dengan diet. Jika usaha itu tidak bekerja pada pesakit, doktor akan memberi ubat dan rawatan. Namun, jika masih tidak bekerja, doktor akan melakukan pembedahan. Fisioterapi ditentukan oleh doktor Muslim selalu mancakup latihan fizikal dan mandi.

Doktor Muslim Arab membangunkan sistem diet secara terperinci, yang terdiri daripada kesedaran defisiensi makanan, dan gizi yang sesuai adalah item yang penting dalam rawatan. Ezzat Abouleish, dalam bukunya Contributions of Islam to Medicine, menjelaskan bahawa ubat-ubatan dibahagikan dalam dua kumpulan, iaitu ubat perseorangan / sederhana dan ubat jamak / campuran.

"Mereka mengetahui interaksi antara ubat-ubatan, mereka pertama menggunakan ubat perseorangan, jika gagal, kemudian ubat campuran digunakan yang dibuat dari dua atau lebih campuran, dan jika kaedah konservatif gagal, kemudian pembedahan diambil sebagai langkah terakhir," jelasnya.
  • Psikoterapi
Siri kaedah berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Doktor Muslim yang melaksanakan psikoterapi adalah Al-Razi dan Ibnu Sina. Psikoterapi merupakan salah satu cabang ilmu terapi dari psikologi Islam. Psikologi Islam menunjuk kepada ilmu nafs atau kejiwaan pada dunia Islam, khususnya selama era keemasan islam (Abad 8 M - 15 M) hingga abad moden (abad ke-20 M-21 M), dan berkaitan ke psikologi, psikiatri dan Neurosciences.
  • Fitoterapi
Terapi yang menggunakan tumbuh-tumbuhan dan ekstrak tumbuh-tumbuhan untuk tujuan perubatan. Dalam fitoterapi, Avicenna memperkenalkan perubatan menggunakan Taxus baccata L. dalam karayanya The Canon of Medicine. Dia menyebut ramuan ubat ini sebagai "Zarnab" yang digunakan untuk menyembuhkan sakit jantung.

"Ini pertama kali diketahui menggunakan saluran kalsium penghalang ubat, yang belum digunakan di dunia barat Hingga tahun 1960,''papar Yalcin Tekol dalam karyanya" The Medieval Physician Avicenna Used an Herbal Calcium Channel blocker, Taxus baccata L.
  • Urologi
Doktor Muslim dari dunia Islam membuat banyak kemajuan dalam bidang urologi. "Muhammad ibnu Zakariya Razi memperkenalkan kaedah-kaedah rawatan saluran air kencing,''tutur jelas Rafik Berjak dan Muzaffar Iqbal, dalam karyanya Ibn Sina - Al-Biruni correspondence", Islam & Science.

Saat doktor lain berhadapan dengan pengurusan perubatan dan rawatan batu ginjal, radang, jangkitan, dan gangguan seksual. Mereka merupakan yang baru bermul kemajuan pembedahan mendekati untuk rawatan kencing batu sebagai seperti masalah penile dan scrotal, dengan menggunakan teknik yang masih digunakan oleh ahli fizik / doktor moden. "Mereka juga orang pertama yang menghasilkan ubat penguji untuk rawatan pelbagai penyakitsaluran kencing," jelas Al Dayel dalam karyanya "Urology in Islamic medicine".
  • Litotomi
Abdul Nasser Kaadan PhD, dalam karyanya "Albucasis and Extraction of Bladder Stone" menjelaskan dalam lithotomi, Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas Al-Zahrawi atau dikenali barat sebagai Abulcasis (936 M-1013M), merupakan orang yang pertama yang berjaya melakukan pencabutan saluran kencing dan batu karang dari saluran air kencing menggunakan instrumen / peralatan baru .
  • Terapi Kanker
Patricia Skinner dalam bukunya “Unani-tibbi, Encyclopedia of Alternative Medicine”, mengungkapkan, dokter pertama yang berhasil melakukan terapi kanker adalah Ibnu Sina alias Avicenna.

Dalam “Canon of Medicine”, Ibnu Sina mengungkapkan salah satu metode bedah yang disertai pemotongan atau pembersihan pembuluh darah.

Prof Nil Sari dari Universitas Istanbul, Cerrahpasha Medical School dalam tulisannya berjudul "Hindiba: A Drug for Cancer Treatment” menuturkan, pada abad ke-12 M,  ilmuwan Muslim bernama Ibnu Al-Baitar menemukan ramuan obat kanker atau tumor bernama "Hindiba". Obat kanker warisan peradaban Islam itu dipatenkan oleh Prof Nil Sari pada 1997. 
Semoga Bermanfaat #Islamgram

0 komentar:

Post a Comment