Showing posts with label Sudah tau?. Show all posts
Showing posts with label Sudah tau?. Show all posts

Monday, July 6, 2015

, ,

KISAH-KISAH WALI (WALI SONGO)

Salah satu (sekelompok) wali yang masyhur adalah kisah wali songo. Para penyebar agama islam yang begitu berjasa menyebarkan islam di bumi Nusantara, Ada pelbagai versi mengenai asal-usul Wali songo. Ada yang berlatar belakang sejarah kerajaan, ada pula yang berdasarkan kitab serta keturunan sejarah, bahkan dari timur tengah. 

Berikut adalah salah satu kisah asal muasal kedatangan wali songo di bumi nussantara.

WALI SONGO UTUSAN KHALIFAH
 

Bisa dikatakan tak akan ada Islam di Indonesia tanpa peran khilafah. Orang sering mengatakan bahwa Islam di Indonesia, khususnya di tanah Jawa disebarkan oleh Walisongo. Tapi tak banyak orang tahu, siapa sebenarnya Walisongo itu? Dari mana mereka berasal? Tidak mungkin to mereka tiba-tiba ada, seolah turun dari langit?

Dalam kitab Kanzul ‘Hum yang ditulis oleh Ibn Bathuthah yang kini tersimpan di Museum Istana Turki di Istanbul, disebutkan bahwa Walisongo dikirim oleh Sultan Muhammad I. Awalnya, ia pada tahun 1404 M (808 H) mengirim surat kepada pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah yang isinya meminta dikirim sejumlah ulama yang memiliki kemampuan di berbagai bidang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa.

Jadi, Walisongo sesungguhnya adalah para dai atau ulama yang diutus khalifah di masa Kekhilafahan Utsmani untuk menyebarkan Islam di Nusantara. Dan jumlahnya ternyata tidak hanya sembilan (Songo). Ada 6 angkatan yang masing-masing jumlahnya sekitar sembilan orang. Memang awalnya dimulai oleh angkatan I yang dipimpin oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim, asal Turki, pada tahun 1400 an. Ia yang ahli politik dan irigasi itu menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara. Seangkatan dengannya, ada dua wali dari Palestina yang berdakwah di Banten. Yaitu Maulana Hasanudin, kakek Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Aliudin. Jadi, masyarakat Banten sesungguhnya punya hubungan biologis dan ideologis dengan Palestina.

Lalu ada Syekh Ja’far Shadiq dan Syarif Hidayatullah yang di sini lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati. Keduanya juga berasal dari Palestina. Sunan Kudus mendirikan sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kemudian disebut Kudus – berasal dari kata al Quds (Jerusalem).

Dari para wali itulah kemudian Islam menyebar ke mana-mana hingga seperti yang kita lihat sekarang. Oleh karena itu, sungguh aneh kalau ada dari umat Islam sekarang yang menolak khilafah. Itu sama artinya ia menolak sejarahnya sendiri, padahal nenek moyangnya mengenal Islam tak lain dari para ulama yang diutus oleh para khalifah.

Islam masuk ke Indonesia pada abad 7M (abad 1H), jauh sebelum penjajah datang. Islam terus berkembang dan mempengaruhi situasi politik ketika itu. Berdirilah kesultanan-kesultanan Islam seperti di Sumatera setidaknya diwakili oleh institusi kesultanan Peureulak (didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M), Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Palembang; Ternate, Tidore dan Bacan di Maluku (Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440); Kesultanan Sambas, Pontianak, Banjar, Pasir, Bulungan, Tanjungpura, Mempawah, Sintang dan Kutai di Kalimantan.

Adapun kesultanan di Jawa antara lain: kesultanan Demak, Pajang, Cirebon dan Banten. Di Sulawesi, Islam diterapkan dalam institusi kerajaan Gowa dan Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu. Sementara di Nusa Tenggara penerapan Islam di sana dilaksanakan dalam institusi kesultanan Bima. Setelah Islam berkembang dan menjelma menjadi sebuah institusi maka hukum-hukum Islam diterapkan secara menyeluruh dan sistemik dalam kesultanan-kesultanan tersebut.

PERIODE DAKWAH WALI SONGO

Kita sudah mengetahui bahwa mereka adalah Maulana Malik Ibrahim ahli tata pemerintahan negara dari Turki, Maulana Ishaq dari Samarqand yang dikenal dengan nama Syekh Awwalul Islam, Maulana Ahmad Jumadil Kubra dari Mesir, Maulana Muhammad al-Maghrabi dari Maroko, Maulana Malik Israil dari Turki, Maulana Hasanuddin dari Palestina, Maulana Aliyuddin dari Palestina, dan Syekh Subakir dari Persia. Sebelum ke tanah Jawa, umumnya mereka singgah dulu di Pasai. Adalah Sultan Zainal Abidin Bahiyan Syah penguasa Samudra Pasai antara tahun 1349-1406 M yang mengantar Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq ke Tanah Jawa.

Pada periode berikutnya, antara tahun 1421-1436 M datang tiga da’i ulama ke Jawa menggantikan da’i yang wafat. Mereka adalah Sayyid Ali Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dari Samarkand (yang dikenal dengan Ibrahim Asmarakandi) dari ibu Putri Raja Campa-Kamboja (Sunan Ampel), Sayyid Ja’far Shadiq dari Palestina (Sunan Kudus), dan Syarif Hidayatullah dari Palestina cucu Raja Siliwangi Pajajaran (Sunan Gunung Jati).

Mulai tahun 1463M makin banyak da’i ulama keturunan Jawa yang menggantikan da’i yang wafat atau pindah tugas. Mereka adalah Raden Paku (Sunan Giri) putra Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu, Raja Blambangan; Raden Said (Sunan Kalijaga) putra Adipati Wilatikta Bupati Tuban; Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang); dan Raden Qasim Dua (Sunan Drajad) putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati, putri Prabu Kertabumi Raja Majapahit.

Banyaknya gelar Raden yang berasal dari kata Rahadian yang berarti Tuanku di kalangan para wali, menunjukkan bahwa dakwah Islam sudah terbina dengan subur di kalangan elit penguasa Kerajaan Majapahit. Sehingga terbentuknya sebuah kesultanan tinggal tunggu waktu.

Hubungan tersebut juga nampak antara Aceh dengan Khilafah Utsmaniyah. Bernard Lewis menyebutkan bahwa pada tahun 1563M, penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istambul untuk meminta bantuan melawan Portugis sambil meyakinkan bahwa sejumlah raja di kawasan tersebut telah bersedia masuk agama Islam jika kekhalifahan Utsmaniyah mau menolong mereka.

Saat itu kekhalifahan Utsmaniyah sedang disibukkan dengan berbagai masalah yang mendesak, yaitu pengepungan Malta dan Szigetvar di Hungaria, dan kematian Sultan Sulaiman Agung. Setelah tertunda selama dua bulan, mereka akhirnya membentuk sebuah armada yang terdiri dari 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya yang mengangkut persenjataan dan persediaan untuk membantu masyarakat Aceh yang terkepung.

Namun, sebagian besar kapal tersebut tidak pernah tiba di Aceh. Banyak dari kapal-kapal tersebut dialihkan untuk tugas yang lebih mendesak yaitu memulihkan dan memperluas kekuasaan Utsmaniyah di Yaman. Ada satu atau dua kapal yang tiba di Aceh. Kapal-kapal tersebut selain membawa pembuat senjata, penembak, dan teknisi juga membawa senjata dan peralatan perang lainnya, yang langsung digunakan oleh penguasa setempat untuk mengusir Portugis. Peristiwa ini dapat diketahui dalam berbagai arsip dokumen negara Turki.

Hubungan ini nampak pula dalam penganugerahan gelar-gelar kehormatan diantaranya Abdul Qadir dari Kesultanan Banten misalnya, tahun 1048 H (1638 M) dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Mekkah saat itu. Demikian pula Pangeran Rangsang dari Kesultanan Mataram memperoleh gelar Sultan dari Syarif Mekah tahun 1051 H (1641 M ) dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami. Pada tahun 1638 M, sultan Abdul Kadir Banten berhasil mengirim utusan membawa misi menghadap syarif Zaid di Mekah.

Hasil misi ke Mekah ini sangat sukses, sehingga dapat dikatakan kesultanan Banten sejak awal memang meganggap dirinya sebagai kerajaan Islam, dan tentunya termasuk Dar al-Islam yang ada di bawah kepemimpinan Khalifah Turki Utsmani di Istanbul. Sultan Ageng Tirtayasa mendapat gelar sultan dari Syarif mekah.

Hubungan erat ini nampak juga dalam bantuan militer yang diberikan oleh Khilafah Islamiyah. Dalam Bustanus Salatin karangan Nuruddin ar-Raniri disebutkan bahwa kesultanan Aceh telah menerima bantuan militer berupa senjata disertai instruktur yang mengajari cara pemakaiannya dari Khilafah Turki Utsmani (1300-1922).

Bernard Lewis (2004) menyebutkan bahwa pada tahun 1563 penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan melawan Portugis. Dikirimlah 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya pengangkut persenjataan dan persediaan; sekalipun hanya satu atau dua kapal yang tiba di Aceh.

Tahun 1652 kesultanan Aceh mengirim utusan ke Khilafah Turki Utsmani untuk meminta bantuan meriam. Khilafah Turki Utsmani mengirim 500 orang pasukan orang Turki beserta sejumlah besar alat tembak (meriam) dan amunisi. Tahun 1567, Sultan Salim II mengirim sebuah armada ke Sumatera, meski armada itu lalu dialihkan ke Yaman. Bahkan Snouck Hourgroye menyatakan, “Di Kota Makkah inilah terletak jantung kehidupan agama kepulauan Nusantara, yang setiap detik selalu memompakan darah segar ke seluruh penduduk Muslimin di Indonesia.” Bahkan pada akhir abad 20, Konsul Turki di Batavia membagi-bagikan al-Quran atas nama Sultan Turki.

Di istambul juga dicetak tafsir al-Quran berbahasa melayu karangan Abdur Rauf Sinkili yang pada halaman depannya tertera “dicetak oleh Sultan Turki, raja seluruh orang Islam”. Sultan Turki juga memberikan beasiswa kepada empat orang anak keturunan Arab di Batavia untuk bersekolah di Turki.

Pada masa itu, yang disebut-sebut Sultan Turki tidak lain adalah Khalifah, pemimpin Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Selain itu, Snouck Hurgrounye sebagaimana dikutip oleh Deliar Noer mengungkapkan bahwa rakyat kebanyakan pada umumnya di Indonesia, terutama mereka yang tinggal di pelosok-pelosok yang jauh di penjuru tanah air, melihat stambol (Istambul, kedudukan Khalifah Usmaniyah) masih senantiasa sebagai kedudukan seorang raja semua orang mukmin yang kekuasaannya mungkin agaknya untuk sementara berkurang oleh adanya kekuasaan orang-orang kafir, tetapi masih dan tetap [dipandang] sebagai raja dari segala raja di dunia. Mereka juga berpikir bahwa “sultan-sultan yang belum beragama mesti tunduk dan memberikan penghormatannya kepada khalifah.” Demikianlah, dapat dikatakan bahwa Islam berkembang di Indonesia dengan adanya hubungan dengan Khilafah Turki Utsmani.

Dengan demikian, keterkaitan Nusantara sebagai bagian dari Khilafah, baik saat Khilafah Abbasiyah Mesir dan Khilafah Utsmaniyah telah nampak jelas pada pengangkatan Meurah Silu menjadi Sultan Malikussaleh di Kesultanan Samudra-Pasai Darussalam oleh Utusan Syarif Mekkah, dan pengangkatan Sultan Abdul Kadir dari Kesultanan Banten dan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram oleh Syarif Mekkah.

Dengan mengacu pada format sistem kehilafahan saat itu, Syarif Mekkah adalah Gubernur (wali) pada masa Khilafah Abbasiyah dan Khilafah Utsmaniyah untuk kawasan Hijaz. Jadi, wali yang berkedudukan di Mekkah bukan semata penganugerahan gelar melainkan pengukuhannya sebagai sultan. Sebab, sultan artinya penguasa. Karenanya, penganugerahan gelar sultan oleh wali lebih merupakan pengukuhan sebagai penguasa Islam. Sementara itu, kelihatan Aceh memiliki hubungan langsung dengan pusat khilafah Utsmaniyah di Turki.

KESIMPULAN

Jumlah dai yang diutus ini tidak hanya sembilan (Songo). Bahkan ada 6 angkatan yang dikirimkan, masing-masing jumlanya sekitar sembilan orang. (Versi lain mengatakan 7 bahkan 10 angkatan karena dilanjutkan oleh anak / keturunannya)

Para Wali ini datang dimulai dari Maulana Malik Ibrahim, asli Turki. Beliau ini ahli politik & irigasi, wafat di Gresik.
- Maulana Malik Ibrahim ini menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara.

- Seangkatan dengan beliau ada 2 wali dari Palestina yg berdakwah di Banten; salah satunya Maulana Hasanudin, beliau kakek Sultan Ageng Tirtayasa.

- Juga Sultan Aliyudin, beliau dari Palestina dan tinggal di Banten. Jadi masyarakat Banten punya hubungan darah & ideologi dg Palestina.

- Juga Syaikh Ja'far Shadiq & Syarif Hidayatullah; dikenal disini sebagai Sunan Kudus & Sunan Gunung Jati; mereka berdua dari Palestina.

- Maka jangan heran, Sunan Kudus mendirikan Kota dengan nama Kudus, mengambil nama Al-Quds (Jerusalem) & Masjid al-Aqsha di dalamnya.

(Sumber Muhammad Jazir, seorang budayawan & sejarawan Jawa , Pak Muhammad Jazir ini juga penasehat Sultan Hamengkubuwono X).

Adapun menurut Berita yang tertulis di dalam kitab Kanzul ‘Hum karya Ibnul Bathuthah, yang kemudiah dilanjutkan oleh Syekh Maulana Al Maghribi.

Sultan Muhammad I itu membentuk tim beranggotakan 9 orang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa dimulai pada tahun 1404. Tim tersebut diketuai oleh Maulana Malik Ibrahim yang merupakan ahli mengatur negara dari Turki.

Wali Songo Angkatan Ke-1, tahun 1404 M/808 H. Terdiri dari:

1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli ruqyah.

Wali Songo Angkatan ke-2, tahun 1436 M, terdiri dari :

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Maulana Ishaq, asal Samarqand, Rusia Selatan
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Maulana Hasanuddin, asal Palestina
8. Maulana 'Aliyuddin, asal Palestina
9. Syekh Subakir, asal Persia Iran.

Wali Songo Angkatan ke-3, 1463 M, terdiri dari:

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-4,1473 M, terdiri dari :

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-5,1478 M, terdiri dari :

1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Syaikh Siti Jenar, asal Persia, Iran
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-6,1479 M, terdiri dari :

1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Tembayat, asal Pandanarang
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim
 
 

Thursday, July 2, 2015

, ,

MENU SEHAT PENDERITA MAAG (SAAT PUASA)

Ahh..Kamu Maag *eh maaf salah topik kalau itu*

Bagaimana  kabar puasanya sobat #IslamGram ? Lancar? semoga Allah selalu memberikan kelancaran dalam ibadah puasa kita. 


Ada beberapa saudara kita yang mengalami sakit Maag, diantaranya ada yang akut, bahkan ada yang sampai tak kuat berpuasa. Sebenarnya bagaimana menyiasati agar penderita maag dapat tetap menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan?

SEKILAS PENYAKIT MAAG

Penyakit maag adalah penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam yang diproduksi oleh lambung yang menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung, dalam kondisi normal asam diperlukan untuk membantu pencernaan dalam mengolah makanan yang kita makan, selain dari kelebihan asam lambung sakit maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut selain akibat dari radang lambung. 

Sakit? Tentu saja, namanya juga penyakit.

Bagi anda yang tidak mempunyai masalah gangguan kesehatan, maka tidak ada alasan untuk tidak berpuasa, namun bagimana jika ada diantara anda yang mempunyai masalah gangguan kesehatan untuk menjalani puasa terutama bagi penderita penyakit maag.

Sebenarnya maag bukanlah suatu alasan yang mendukung bagi anda untuk tidak berpuasa, dengan tips berpuasa sehat bagi penderita maag yang sehat berikut ini maka puasa di bulan ramadhan bisa anda jalani tanpa harus takut maag anda kambuh, hal ini sudah didukung oleh beberapa penelitian yang menyatakan bahwa puasa itu tidak menyebabkan penyakit maag kambuh yang perlu diperhatikan yaitu memilih jenis makanan sehat yang tidak dapat memicu maag kambuh.
 
HINDARI 
 
Jika Anda memiliki riwayat maag, cobalah untuk menghindari makanan dan minuman berikut ini: 
  • Makanan gorengan, serta makanan yang terlalu asam 
  • Hindari makanan pedas terutama yang mengandung tomat, sebab tomat mengandung banyak asam 
  • Makanan yang terlalu manis (banyak gula) 
  • Hindari makanan berlebihan saat berbuka dan sahur serta jangan sampai telat berbuka puasa 
  • Hindari kopi, teh dan rokok serta obat-obatan yang dapat melukai dinding lambung.
 
REKOMENDASI 
 
Berikut beberapa makanan yang dapat direkomendasikan untuk penderita maag, guna membantu menghindari munculnya gejala maag:

  • Makanan yang mengandung karbohidrat saat sahur 
  • Beberapa jenis buah-buahan seperti pisang
  • Konsumsi jenis kacang-kacangan seperti almond 
  • Saat berbuka puasa mulai dengan makanan porsi kecil 
  • Jangan lupa untuk mengkonsumsi obat-obatan yang wajib saat sahur dan berbuka puasa

berbagai sumber : 
 
#IslamGram

Wednesday, June 24, 2015

, ,

RESEP MASAKAN SAHUR, TIPS MEMILIH MAKANAN AGAR TAK MUDAH LEMAS

Berpuasa identik dengan sahur, persiapan sarapan yang di dahulukan agar badan tetap bugar saat beraktivitas saat siang. Sering kita makan banyak saat sahur namun ternyata lemas dan terasa lapar saat siang, atau ada pula yang justru makan sedikit, lemas juga ujungnya. Bulan puasa seharusnya tidak menjadi halangan bagi kita untuk menjalankan aktivitas harian. bukan begitu?

Makanan apa yang memberikan asupan tenaga berjangka panjang? atau bagaimana tips sahur yang baik untuk energi tubuh? let's cekidot



Sebenarnya, Cara makan sahur lah yang harus diatur agar kesehatan tetap terjaga selama berpuasa. Kondisi tubuh harus diperhatikan agar tidak kurang cairan dengan minum air yang cukup selama menjalankan ibadah puasa. 

Berikut tips yang di nuqil dari pesona.co.id

Meski sahur dilakukan di pagi-pagi buta, bukan berarti Anda menyantap makanan asal jadi. Sebab, sahur ternyata jauh lebih penting ketimbang berbuka puasa. Tubuh Anda harus dibekali nutrisi yang cukup hingga saat berbuka. Bagi Anda yang menginginkan tubuh yang fit selama berpuasa, coba tip berikut ini:

1. Mulailah sahur dengan meminum segelas air putih. Selama puasa tubuh akan banyak kehilangan cairan. 

2. Buah-buahan adalah menu yang baik untuk sahur dan juga untuk berbuka. Buah-buahan mengandung elektrolit yang memberi kesegaran pada tubuh dalam beraktivitas.  

3. Selama puasa, zat besi dalam tubuh akan menurun karena berkurangnya jumlah sel darah merah dalam tubuh. Akibatnya tubuh akan lebih lemas, mengantuk karena pasokan oksigen yang dibawa sel darah merah tidak maksimal.  Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi saat sahur akan mengontrol kadar hemoglobin dalam tubuh, salah satunya dengan mengonsumsi jus tanpa gula. 

4. Pilihlah karbohidrat kompleks, seperti nasi merah ketimbang nasi putih, atau roti gandum ketimbang roti putih, karena akan membuat gula darah stabil seharian, juga bijaklah mengonsumsi makanan yang manis dari gula pasir. Makanan yang manis akan membuat Anda cepat lapar. Makanan yang mengandung banyak gula akan membuat tubuh berekasi melepaskan insulin dengan cepat. Sehingga tubuh akan meminta asupan energi baru, karena itu Anda akan cepat merasa lapar. Pilihlah manis alami, seperti gula aren atau madu. 

5. Untuk lauknya Anda bisa menambahkan lauk yang kaya protein nabati dan hewani, seperti tempe, tahu, kacang-kacangan dan daging atau ikan. Agar tidak bosan, Anda bisa berimprovisasi dengan menu sahur untuk menggugah selera. Misalnya roti gandum dengan telur rebus dan daging asap, pasta dengan keju, brokoli rebus, dan ikan tuna. Coba juga kentang panggang dengan brokoli, keju, dan daging asap, serta sup hangat. 

6. Hindari menggoreng menu sahur. Makanan yang digoreng menyebabkan ikatan oksigen berkurang sampai 20 persen. Ini dapat menimbulkan rasa kantuk sepanjang hari.

7. Sempurnakan sarapan sahur  dengan mengonsumsi makanan yang juga mengandung magnesium dan potassium yang bisa Anda temukan pada pisang, jeruk, dan kacang almon. Magnesium membantu tubuh memproduksi energi untuk beraktivitas sepanjang hari. 
 
 #IslamGram
, ,

RESEP MENU BUKA PUASA, YANG MENYEHATKAN

Buka puasa, eemmm...waktu yang selalu di nanti-nantikan. Bahkan setengah jam sebelum waktunya seakan melambat dan ber slow-motion ria, padahal ya kitanya yang memang tak sabar. 

Dan saat bedug berdentam, rasanya seperti gelora kemenangan tak terperikan. Euforia menyikat habis hidangan sering kita lakukang, ckckc....akibatnya, perut terasa begah. Tarawih jadi ogah-ogahan. Masya Allah.

Kuncinya adalah menahan diri, bukankan puasa intinya adalah untuk belajar menahan diri?

Bicara soal resep menu buka puasa, bagaimana sih makanan yang sehat untuk berbuka? asupan-asupan yang terbaik yang semestinya kita siapkan dalam sajian menu buka puasa . Aneka hidangan menu untuk berbuka puasa yang baik sudah tentu adalah makanan yang sehat, itu sudah patokan bukan?

Buah adalah urutan pertama untuk disegerakan, setelah membasahi tenggorokan dengan air putih (bukan air es) atau teh hangat. Buah kurma, pisang, pepaya, mangga, melon, semangka, kiwi, apel, air buah kelapa atau banyak jenis buah-buahan lainnya sangat ideal sebagai menu takjil atau menu yang disegerakan untuk berbuka puasa. Buah-buah yang bersifat mudah dicerna dan menawarkan tubuh berbagai nutrisi yang dapat membantu transisi antara masa berpuasa dan berbuka menjadi terasa mudah. Selain itu penting untuk diperhatikan adalah konsumsi air putih, usahakan dari saat buka puasa sampai saat sebelum tidur minimal minum 1 liter air.

Selanjutnya bagaimana dengan menu makan setelah berbuka puasa? Jika sebelumnya kita telah mengkonsumsi buah-buahan segar atau kombinasi lainnya dari menu takjil untuk berbuka puasa, maka hidangan sehat lainnya yang disarankan dalam menu buka puasa diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Sayuran hijau karena selain mudah dicerna dan memiliki kandungan alkalin yang tinggi sehngga sangat ideal untuk memaksimalkan kesehatan kita.
  • Biji-bijian dan kacang-kacangan merupakan sumber protein yang baik dan mudah dicerna. Biji bunga matahari, biji waluh atau labu, walnut (sumber omega-3), almond, kacang mete, kemiri, kacang tanah, kacang Brazil, kacang hijau dan kacang macadamia merupakan bahan makanan yang tepat dimakan setelah berpuasa.
  • Beras merah berbeda dengan beras putih karena bagian kulit pada beras merah masih utuh. Para ahli gizi dan ahli diet merekomendasikan nasi merah sebagai sumber nutrisi.
  • Oat juga ideal untuk dimakan untuk berbuka puasa. Memakan oat membawa banyak manfaat, dan khususnya setelah berpuasa. Makan satu sajian oat memberikan tubuh vitamin E, zinc, selenium, tembaga, besi, mangan, protein dan magnesium.

JENIS MAKANAN YANG SEHAT UNTUK BERBUKA  
Berbuka puasa merupakan saatnya untuk mengembalikan cadangan energi, menurut klikdokterdotcom makanan yang sebaiknya dikonsumsi adalah:

  • Serat
    Biasanya saat bulan Ramadan, kurma dikonsumsi sebagai simbolis saat berbuka puasa. Selain merupakan sumber energi yang baik, kurma juga kaya akan potassium yang dapat membantu fungsi otot dan saraf agar bekerja dengan baik. Tetapi, hati-hati juga agar jangan mengkonsumsi kurma terlalu banyak karena kurma tinggi akan gula.
  • Karbohidrat
    Roti gandum, nasi merah atau mi yang terbuat dari gandum merupakan karbohidrat kompleks yang dapat memberikan tubuh energi, serat dan mineral. Jika dibandingkan dengan makanan tinggi gula atau dessert yang dibakar lebih cepat.
  • Protein
    Sumber protein tinggi seperti ayam (tanpa kulit), ikan, telur atau kacang-kacangan dapat dipilih sebagai menu berbuka puasa. Untuk menjaga makanan Anda tetap sehat, batasi penggunaan minyak dan beralih ke rebus-rebusan, bakar atau panggang. Saat memilih minyak, pilihlah minyak yang tinggi akan lemak tak jenuh

Dan yang terpenting adalah tidak berlebihan dan terburu-buru. Akan menjadi percuma jika menunya sehat namun cara menikmatinya dengan cara yang salah bukan?

BAGAIMANA BERBUKA PUASA ALA RASULULLAH SAW ?

#IslamGram

Sunday, June 21, 2015

,

GAMBAR SETAN




Dalam sebuah ceramah ramadhan ustadz ahmad sedang menjelaskan mengenai bulan ramadhan, bulan yang penuh rahmat, maghfirah dan ampunan. Bulan dimana setan dan iblis di belenggu.






Saking mulia dan sucinya bulan Romadhon, Allah mengikat para setan, dan jin yang durhaka; pintu-pintu surga dibuka, dan neraka ditutup.
Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Jika malam pertama Romadhon datang, maka setan-setan, dan jin-jin durhaka dibelenggu; pintu-pintu neraka ditutup. Maka tak ada satu pintu(nya) pun yang terbuka; pintu-pintu surga dibuka. Maka tak ada suatu pintu pun yang ditutup; Seorang pemanggil memanggil,”Wahai pencari kebaikan, menghadaplah; wahai pencari kejelekan, berhentilah”. Allah memiliki hamba-hamba yang dimerdekakan dari neraka. Demikian itu pada setiap malam”. [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (682), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (1642). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1960) ]
Rudi yang penasaran dengan keterangan tersebut kemudian mengajukan pertanyaan. 

"Ustadz, apa iya setan itu di belenggu saat ramadhan? Kok masih ada yang tidak puasa? berbuat di luar tuntunan dan perbuatan-perbuatan yang notabene di bimbing syaitan?

Ustadz Ahmad kemudian menjelaskan mengenai "belenggu" yang dimaksud, namun sebelum itu beliau bertanya pada Rudi :

"Pernahkah nak Rudi melihat Gambar setan?"
"Belum ustadz"
"Pengen lihat?"
"Kan Pas Ramadhan di belenggu ustadz?" Rudi sedikit Menyela
"Bercerminlah di kaca atau cermin, itulah gambar dan wujud setan kekiknian, karena setan yang sesungguhnya telah pensiun, digantikan manusia yang kekinian semakin seperti setan, kesetanan. Manusia yang dulunya mengabdi dan menjadi setan honorer dengan mengabdi pada setan sesungguhnya kini telah menjadi PNS, Pegawai Negeri Setan, SK nya telah keluar, Jadi tidak setan sesungguhnya walau sudah di belenggu juga manusia akan tetap kesetanan, itu bagi manusia yang menghambakan dirinya pada setan, sedangkan hamba yang Taat pada Allah tentu tidak"

Jamaah kemudian tersenyum, Rudi juga tersenyum, pahit.

#IslamGerrrr
, ,

SETAN, DI BELENGGU DI BULAN RAMADHAN



Sering kita mendengar dalam pelbagai redaksi atau saat da'i berceramah bulan ramadhan mengenai setan yang di belenggu saat bulan ramadhan. Keterangan tersebut berdasarkan hadist, yang salah satu redaksinya adalah sebagai berikut : 

Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Jika malam pertama Romadhon datang, maka setan-setan, dan jin-jin durhaka dibelenggu; pintu-pintu neraka ditutup. Maka tak ada satu pintu(nya) pun yang terbuka; pintu-pintu surga dibuka. Maka tak ada suatu pintu pun yang ditutup; Seorang pemanggil memanggil,”Wahai pencari kebaikan, menghadaplah; wahai pencari kejelekan, berhentilah”. Allah memiliki hamba-hamba yang dimerdekakan dari neraka. Demikian itu pada setiap malam”. 
[HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (682), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (1642). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1960) ]

Para ulama berbeda (pendapat) mengenai makna dibelenggunya setan-setan pada bulan Ramadan, menjadi beberapa pendapat:

Al-Hafidz Ibnu Hajar berpendapat seraya menukil dari Al-Hulaimy: “Kemungkinan maksudnya adalah para setan tidak bersungguh-sungguh menggoda kaum muslimin, sebagaimana yang mereka lakukan di bulan lainnya, karena kesibukan (manusia beribadah). (Atau) yang dimaksud para setan (yang dibelenggu) adalah sebagian mereka, yaitu dari jenis pembangkang di antara mereka, (atau yang dimaksud) dibelenggu adalah dibelenggu dengan puasa yang berfungsi menekan dorongan syahwat, atau dengan bacaan Al-Qur’an dan dzikir.

Yang lainnya (selain Al-Hulaimy) berkata, maksud dibelenggu adalah diikat dengan rantai. Iyadh berkata: Ada kemungkinan maknanya sesuai zahir dan hakekatnya. Yaitu sebagai tanda bagi para malaikat akan masuknya bulan Ramadan, agar mereka mengagungkan kesuciannya dan melarang para setan mengganggu kaum beriman. Kemungkinan juga (maknanya) sebagai simbol banyaknya pahala dan pengampunan. Dan berkurangnya gangguan setan, sehingga seakan-akan mereka dibelenggu. Dia Berkata, yang menguatkan kemungkinan kedua ini adalah ungkapan dalam riwayat Yunus dari Ibnu Syihab dalam riwayat Muslim, (yaitu ungkapan) 'Pintu-pintu rahmat dibuka'. Dia juga berkata, bahwa kemungkinan (makna) dibelenggunya setan adalah simbol dilemahkannya (setan) dalam menggoda dan menghias syahwat. Zain bin Munayyir berkata, 'Pendapat pertama (makna dibelenggu secara zahir) lebih tepat. Lafaz ini tidak perlu dialihkan dari zahirnya.' (Fathul Bari, 4/114)


Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr Al-Andalusiy-rahimahullah- berkata dalam At-Tamhid (7/310), “Makna hadits ini menurut saya –Cuma Allah yang lebih tahu-: Allah melindungi di dalamnya kaum muslimin, atau dominannya dari maksiat-maksiat. Jadi, setan tidak akan bebas datang kepada mereka sebagaimana mereka bebas datang di sepanjang tahun”.

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya tentang sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam “Setan-setan dibelenggu” padahal kita lihat ada orang-orang yang dapat kerasukan (jin) pada siang hari Ramadan, bagaimana setan-setan dibelenggu (sementara) sebagian orang ada yang kerasukan (jin)?

Beliau menjawab dengan mengatakan: “Dalam sebagian riwayat hadits (disebutkan) “Setan-setan pembangkang dibelenggu (di bulan Ramadan)” atau “diikat”, yaitu dalam riwayat Nasa’i.


Hadits seperti ini termasuk perkara ghaib, sikap orang muslim adalah menerima dan membenarkannya. Dan tidak kita memperbincangkan (apa kenyataan sesungguhnya) di balik itu. Karena sikap tersebut lebih menyelematkan agama seseorang dan lebih bagus akibatnya. Oleh karena itu ketika Abdullah bin Imam Ahmad berkata kepada bapaknya: “Sesungguh orang kerasukan (jin) pada bulan Ramadan (maksudnya mengapa sampai terjadi padahal katanya setan dibelenggu)”. Imam Ahmad berkata: Begitulah hadits ini dan jangan membicarakan (lebih dalam masalah) ini.


Tampaknya, yang dimaksud 'dibelenggu' adalah dibelenggunya setan dari upayanya menyesatkan manusia, dengan dalil banyaknya kebaikan dan orang yang bertaubat kepada Allah Ta’ala di bulan Ramadan." (Majmu Fatawa, hal. 20)

Kesimpulannya, (makna) setan dibelenggu adalah bersifat hakiki (nyata), Allah yang lebih mengetahui tentang hal tersebut. Dan hal itu tidak harus berarti bahwa kejelekan dan kemaksiatan tidak terjadi di antara manusia. Wallahu’alam

 
#IslamGram

Friday, June 19, 2015

,

JARAK IMSYAK DAN SUBUH










Jadwal Imsyak adalah salah satu dokumen yang paling di buru saat ramadhan. Mengingat imsyak menjadi hal yang penting saat ramadhan berlangsung. Dengan jadwal tersebut kita bisa mengukur dan mempersiapkan diri saat makan sahur.


Imsak (jeda waktu beberapa menit sebelum shubuh) ada guna menjaga kehati-hatian dalam memulai puasa ramadhan. Akan sangat tidak lucu jika kemudian masih memegang tempe goreng saat adzan subuh bukan?

Peringatan imsak biasanya diumumkan sepuluh menit sebelum waktu subuh tiba. Waktu imsak itu diumumkan sebagai peringatan untuk jika waktu subuh akan segera datang, dan bagi umat Islam yang menjalankan puasa hendaknya bersiap-siap.
 
Sejatinya, makan sahur justru sunahnya diakhirkan. Karena Nabi Saw dan Zaid bin Tsabit ra melakukan sahur.

Pada zaman rasulullah ada dua adzan yaitu adzan bilal untuk membangunkan manusia agar shalat tahajud dan sahur, serta yang kedua adzan ummi maktum untuk shalat subuh.
 
Inilah salah satu dasar waktu imsak (waktu yang meragukan antara malam dengan fajar sidiq) yang mana seorang muslim akan berhati-hati atas perkara yang subhat ini.



Diriwayatkan dari Anas radliyallaahu ‘anhu dari Zaid bin Tsabit bahwa dia pernah berkata :
”Kami pernah makan sahur bersama Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, kemudian kami berangkat shalat (shubuh). Maka aku (Anas) berkata : “Berapa lama jarak antara adzan dan makan sahur? Ia (Zaid) menjawab : خمسين آية (kira-kira bacaan lima puluh ayat dari Al-Qur’an)” (HR. Bukhari no. 1921 dan Muslim no. 1097; ini adalah lafadz Al-Bukhari).

Bolehkan makan saat waktu Imsyak?

Dewan Fatwa Mesir baru-baru ini mengeluarkan fatwa yang membolehkan makan dan minum setelah pengumuman imsak sampai beberapa saat sebelum adzan subuh berkumandang.
 
Namun, demi kehati-hatian alangkah lebih baik jika jauh-jauh sebelum imsyak kita telah sahur.
 
#IslamGram

Wednesday, June 17, 2015

,

HILAL [RUKYATUL HILAL DI INDONESIA]




Setiap menjelang 1 Ramadhan dan 1 Syawal, Berita-berita di telisi banyak menayangkan mengenai penentuan tanggal 1 Ramandah (puasa) dan 1 Syawal (Lebaran). dan tak jarang ada "dualisme" tanggal yang artinya berbeda pelaksanaan hari pertama puasa dan lebaran, benar?

Tak sedikit pula yang kemudian bertanya-tanya, nentukan tanggal 1 saja kok berbeda gitu? Kok nggak sama sih? kenapa nggak di samakan aja? biar nggak repot dsb. Tak sedikit pula orang awam yang kemudian berkomentar aneh-aneh.

Wajar, karena memang kalender Qomariyah (Hijriah) berbeda dengan penanggalan umum yang ada pada kalender ghalibnya, Syamsiyah (Masehi)

 

 Kalender Islam ditentukan berdasarkan penampakan hilal (bulan sabit pertama) sesaat sesudah matahari terbenam. Alasan utama dipilihnya kalender bulan ( qamariah ) – walau tidak di jelaskan di dalam hadist maupun AL-Qur’an – nampaknya karena alasan kemudahan dalam menentukan awal bulan dan kemudahan dalam mengenali tanggal dari perubahan bentuk (fase) bulan. Ini berbeda dari kelender syamsiah (kelender matahari) yang menekankan pada keajegan (konsistensi ) terhadap perubahan musim, memperhatikan tanda perubahan hariannya. Karena perubahan itu—orang awam pun bisa menentukan kapan bisa menentukan pergantian bulan – sistem kelender tradisional banyak yang bertumpu pada kalender bulan.


Pada masyakarat yang menghendaki adanya penyesuian dengan musim, diadakan sistem kelender gabungan: qamariah syamsiah ( luni solar calendar ), seperti kelender yahudi dan kelender Arab sebelum masa kerasulan Muhammad SAW. Pada sistem gabungan ini ada bulan ketiga belas setiap 3 tahun agar kelender qamariah tetap sesuai dengan musim. Namun bulan pun disesuaikan dengan nama musimnya, seperti Rama dan yang semula berarti musim panas terik. 

Dalam ajaran Islam penambahan bulan itu ( disebut nasi ) dilarang karena biasaanya bulan ke-13 itu diisi dengan upacara atau pesta yang dipandang sesat ( AL-Qur’an S. 9:37). Karena waktu ibadah sifatnya lokal, penentuan yang berdasarkan penampakan hilal memang merupakan cara yang termudah. Masyarakat di suatu tempat cukup memperhatikan kapan hilal teramati untuk menentukan saat ibadah puasa Ramadhan, beridul fitri, beridul adha, atau saat berhaji (khusus di daerah sekitar Mekkah). Seandainya cuaca buruk, Nabi Muhammad Saw memberikan petunjuk praktis: genapkan bulan sekarang menjadi 30 hari, karena tidak mungkin bulan qamariyah lebih dari 30 hari. Tentunya ini menuntut pengamatan hilal yang lalu. Karena sifatnya lokal, apapun keputusan di suatu daerah sah berlaku untuk daerah itu. Daerah lain mungkin saja berbeda. Penentuan awal bualn yang saat ini sering membinggungkan hanyalah merupakan akibat perkembangan zaman. Faktor-faktor penyebab kerumitan itu antara lain : 
  1. Tuntutan penyeragaman waktu ibadah untuk daerah yang luas, bahkan ada pula yang menuntut penyeragaman yang sifatnya mendunia tanpa menyadari bahwa banyak kendala yang dengan teknologi maju saat ini belum biasa tertasi;
  2. Ru’yatul hilal ( pengamatan hilal ) saat ini tidak murni lagi, hisab secara tak sadar telah mendominasi sebagian besar pengamat padahal hisab ( perhitungan ) yanng mereka pergunakan banyak yang tidak akurat;
  3. Tidak banyak lagi orang yang mengenali hilal, terutama di kota-kota besar, sehingga kemungkinan keliru mengidentifisikan objek lain sebagi hilal lebih mungkin terjadi; 
  4. Polusi atmosfer ( debu dan cahaya ) mempersulit pengamatan hilal yang redup. 
Di Indonesia, Perbedaan penetapan awal bulan Qamariah sesungguhnya disebabkan karena berbedanya dasar yang digunakan. Diantaranya ada golongan yang berpegang teguh kepada rukyat sebagai dasar penetapan. Ada pula golongan yang mendasarkan penetapannya pada saat terjadi ijtima' matahari dan bulan. Ada lagi golongan yang mendasarkan pada hisab wujudul hilal. Ada pula golongan yang menetapkan awal bulan Qamariah dengan dasar kaidah-kaidah tertentu yang dikenal dengan hisab urfi. 

Dari perbedaan metodologi tersebut, pada akhirnya berimplikasi pada perbedaan dalam menentukan awal bulan penanggalan Qamariah. 

Untuk lebih dalam mengenai ilmu astronomi, perbintangan, kalender, peredaran bulan dan matahari dalam islam anda bisa searching dan mempelajari ilmu falak.

#IslamGram