Tuesday, March 31, 2015

Qunut [English Translations]


"اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، إِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، [وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ]، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ".
Allaahum-mahdinee feeman hadayta, wa 'aafinee feeman 'aafayta, wa tawallanee feeman tawallayta, wa baarik lee feemaa 'a'atayta, wa qinee sharra maa qadhayta, fa'innaka taqdhee wa laa yuqdhaa 'alayka, 'innahu laa yathillu man waalayta, [wa laa ya 'izzu man 'aadayta] , tabaarakta Rabbanaa wa ta'aalayta.

O Allah , guide me with those whom You have guided , and strengthen me with those whom You have given strength. Take me to Your care with those whom You have taken to Your care. Bless me in what You have given me. Protect me from the evil You have ordained. Surely, You command and are not commanded, and none whom You have committed to Your care shall be humiliated [and none whom You have taken as an enemy shall taste glory] . You are Blessed , Our Lord , and Exalted.

Reference:
Abu Dawud, Ibn Majah, An-Nasa'i, At-Tirmithi, Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim, and Al-Bayhaqi. See also Al-Albani, Sahih At-Tirmithi 1/144, Sahih Ibn Majah 1/194, and 'Irwa'ul-GhaW. 2/ 172.

"اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ".
Allaahumma 'innee 'a'oothu biridhaaka min sakhatika, wa bimu'aafaatika min 'uqoobatika, wa 'a'oothu bika minka, laa 'uhsee thanaa'an 'alayka, 'Anta kamaa 'athnayta 'alaa nafsika.


O Allah , I seek refuge with Your Pleasure from Your anger . I seek refuge in Your forgiveness from Your punishment . I seek refuge in You from You . I cannot count Your praises , You are as You have praised Yourself.


Reference:
Abu Dawud, Ibn Majah, An-Nasa'i, At-Tirmithi, Ahmad. See Al-Albani, Sahih At-Tirmithi 3/180, Sahih Ibn Majah 1/194, and 'Irwa'ul-Ghalil. 2/ 175.

"اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ، وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكَافِرِينَ مُلْحَقٌ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِينُكَ، وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ، وَلَا نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْضَعُ لَكَ، وَنَخْلَعُ مَنْ يَكْفُرُكَ".
Allaahumma 'iyyaaka na'budu, wa laka nusallee wa nasjudu, wa 'ilayka nas'aa wa nahfidu, narjoo rahmataka, wa nakhshaa 'athaabaka, 'inna 'athaabaka bilkaafireena mulhaq. Allaahumma 'innaa nasta'eenuka, wa nastaghfiruka, wa nuthnee 'alaykal-khayr, wa laa nakfuruka, wa nu'minu bika, wa nakhdha'u laka, wa nakhla'u man yakfuruka.

O Allah, You alone do we worship and to You we pray and bow down prostrate. To You we hasten to worship and to serve. Our hope is for Your mercy and we fear Your punishment. Surely, Your punishment of the disbelievers is at hand. O Allah, we seek Your help and Your forgiveness, and we praise You beneficently. We do not deny You and we believe in You. We surrender to You and renounce whoever disbelieves in You.

Reference:
Al-Bayhaqi graded its chain authentic in As-Sunan Al-Kubra. Al-Albani said in 'Irwa'ul-GhaliL 2/170 that its chain is authentic as a statement of 'Umar.

Monday, March 30, 2015

Rawatib, Sholat Sunah Sebelum dan Sesudah Sholat

Assalamualaikum pembaca #Islamgram.
Pada posting kali ini #Islamgram akan mengetengahkan salah satu Ibadah Sunnah yang sering kita jumpai dalam keseharian, Sholat sunah rawatib. Tentu pembaca pernah melihat [Semoga malah rutin melakukan, amiin] ibadah ini. Ibadah sholat sunah yang dilakukan sebelum atau sesudah melaksanakan sholat 5 waktu.

DEFINISI

Secara etimologis atau tinjauan kebahasaan (لغة) kata rawatib (رواتب) adalah kata bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata ratibah (راتبة) yang bermakna tetap atau abadi.

Sedangkan rawatib secara terminologi  adalah shalat yang dilakukan beriringan dengan shalat fardhu. Lebih jelasnya shalat sunnah rawatib ada dua macam yaitu (a) qabliyyah (قبلية) yaitu shalat sunnah yang dilakukan sebelum shalat fardhu; dan (b) ba'diyyah (بعدية) yaitu shalat sunnah yang dilakukan setelah shalat fardhu.

WAKTU PELAKSANAAN SHALAT RAWATIB

Tidak semua sholat fardlu [Sholat 5 waktu] diiringi oleh sholat rawatib, dalam artian ada sholat fardlu yang sebelum dan sesudahnya tidak dianjurkan [dilarang] untuk melalukan sholat sunah. 

Berikut adalah waktu shalat sunnah rawatib dengan total 12 raka'at [6 raka'at ba'diyyah (sesudah sholat fardlu) dan 6 raka'at qabliah (sebelum sholat fardlu) dengan rincian sebagai berikut:
  1. Dua rakaat sebelum shalat subuh [Qobliah]
  2. Dua rakaat sebelum dhuhur [Qobliah]
  3. Dua atau Empat rakaat (dua kali salam) setelah dhuhur [Ba'diah]
  4. Dua raka'at setelah shalat maghrib [Ba'diah]
  5. Dua raka'at setelah shalat isya' [Ba'diah]

NIAT SHALAT RAWATIB 


Sebelum Subuh:

أُصَلِي قَبْلِيَّةَ الصُبْحِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالي
Ushalli qobliyatal Ashri rok'ataini sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Niat shalat sunnah qobliyyah subuh dua rakaat karena Allah.
 

Sebelum dhuhur:
أُصَلِي قَبْلِيَّةَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Ushalli qobliyatal Dzuhri rok'ataini sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Niat shalat sunnah qobliyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.
 

Setelah shalat dhuhur:
أُصَلِي بَعْدِبّةَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Ushalli ba'diyatal Dzuhri rok'taini sunnatan lillahi ta'ala.Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah dzuhur dua rakaat karena Allah.
 

Setelah shalat maghrib :
أُصَلِي بَعْدِبّةَ الَمغْرِب رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Ushalli ba'diyatal Maghribi rok'ataini sunnatan lillahi ta'ala.Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah maghrib dua rakaat karena Allah.
 


Setelah shalat isya' :
أُصَلِي بَعْدِبّةَ الِعشَاء رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَاليَ
Ushalli ba'diyatal Isya'i rok'ataini sunnatan lillahi ta'ala.Artinya: Niat shalat sunnah ba'diyyah isya' dua rakaat karena Allah.


Semoga bermanfaat, dan istiqomah melakukannya
#Islamgram

Qunut Prayer [Dua / Do'a Qunut]

Assalamualaikum :)
 
Sudah sholat subuh? Pakai Qunut? Iya do'a qunut. 

Do'a Qunut adalah do'a yang dibaca pada solat subuh, dibaca setelah i'tidal pada rakaat akhir [Raka'at ke-2 setelah rukuk]. 

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin pernah ditanya: Bagaimana pendapat empat Imam Madzhab mengenai qunut?

Syaikh rahimahullah menjawab:

Pendapat imam madzhab dalam masalah qunut adalah sebagai berikut.

Pertama: Madzhab Malikiyyah
Mereka berpendapat bahwa tidak ada qunut kecuali pada shalat shubuh saja. Tidak ada qunut pada shalat witir dan shalat-shalat lainnya.

Kedua:
Madzhab Syafi’iyyah
Mereka berpendapat bahwa tidak ada qunut dalam shalat witir kecuali ketika separuh akhir dari bulan Ramadhan. Dan tidak ada qunut dalam shalat lima waktu yang lainnya selain pada shalat shubuh dalam setiap keadaan (baik kondisi kaum muslimin tertimpa musibah ataupun tidak, -pen). Qunut juga berlaku pada selain shubuh jika kaum muslimin tertimpa musibah (yaitu qunut nazilah).

Ketiga:
Madzhab Hanafiyyah
Disyariatkan qunut pada shalat witir. Tidak disyariatkan qunut pada shalat lainnya kecuali pada saat nawaazil yaitu kaum muslimin tertimpa musibah, namun qunut nawaazil ini hanya pada shalat shubuh saja dan yang membaca qunut adalah imam, lalu diaminkan oleh jama’ah dan tidak ada qunut jika shalatnya munfarid (sendirian).

Keempat:
Madzhab Hanabilah (Hambali)
Mereka berpendapat bahwa disyari’atkan qunut dalam witir. Tidak disyariatkan qunut pada shalat lainnya kecuali jika ada musibah yang besar selain musibah penyakit. Pada kondisi ini imam atau yang mewakilinya berqunut pada shalat lima waktu selain shalat Jum’at.

Sedangkan Imam Ahmad sendiri berpendapat, tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan qunut witir sebelum atau sesudah ruku’.


Bacaan Do'a Qunut

Adapun bacaan do'a Qunut adalah sebagai berikut :




Allah hummah dini fiman hadait.
Wa'a fini fiman 'afait.
Watawallani fiman tawalait.
Wabarikli fimaa a'tait.
Waqinii syarramaa qadzait.
Fainnaka taqdhi wala yuqdha 'alaik. Waiinahu layadziluman walait. Walaa ya'izzuman 'adait.
Tabaa rakta rabbana wata'alait.
Falakalhamdu 'ala maaqadzait.
Astaghfiruka wa'atubu ilaik.
Wasallallahu 'ala Saidina Muhammad. Wa'ala alihi wasahbihi Wasallam.


Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan
Dan berilah kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan
Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan
Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan
Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan
Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum
Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin
Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau
Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan
Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.



FYI:
Selain pada sholat subuh, Qunut juga ada pada sholat witir dan Qunut Nazilah

Mungkin pembaca sekalian pernah menemui pembacaan qunut pada sholat witir di malam-malam akhir ramadhan atau [biasanya] pada sholat jum'at [Qunut nazilah] 

Qunut Nazilah
 
Dalam sebuah tanya jawab Gus Mus tentang Qunut Nazilah yang pernah dimuat www.pesantrenvirtual.com, KH. Musthafa Bisri atau yang akrab di sapa Gus Mus menulis bahwa mengartikan qunut dengan tunduk; merendahkan diri kepada Allah; mengheningkan cipta; berdiri shalat. Kemudian, dalam perkembangannya, qunut  digunakan untuk doa tertentu di dalam shalat. 

Nazilah sendiri biasa diartikan dengan “musibah.” Nabi Muhammad SAW, demikian tulis Gus Mus, pernah berqunut pada setiap lima waktu shalat, yaitu pada saat ada nazilah (musibah). Saat kaum muslimin mendapat musibah atau malapetaka, misalnya ada golongan muslimin yang teraniaya atau tertindas. Pernah pula Nabi melakukan qunut muthlaq, yakni qunut yang dilakukan tanpa sebab yang khusus. 

Jadi, qunut nazilah adalah qunut yang dilakukan saat terjadi malapetaka yang menimpa kaum muslimin. Seperti dulu ketika Rasulullah SAW atas permintaan Ri'l Dzukwan dan 'Ushiyyah dari kabilah Sulaim, mengirim 70 orang Qura’ (semacam guru ngaji) untuk mengajarkan soal agama kepada kaum mereka. Dan ternyata setelah sampai di suatu tempat yang bernama Bi'r al-Ma'uunah orang-orang itu berkhianat dan membunuh ketujuh puluh orang Quraa tersebut. Mendengar itu Rasulullah SAW berdoa dalam shalat untuk kaum mustadh'afiin, orang-orang yang tertindas, di Mekkah.

Qunut Nazilah adalah sunnah hai’ah hukumnya (kalau lupa tertingal tidak disunatkan bersujud sahwi). Hal ini sebagaimana menurut Imam Syafi'i, qunut nazilah disunnahkan pada setiap shalat lima waktu, setelah ruku' yang terakhir, baik oleh imam atau yang shalat sendirian (munfarid): bagi yang makmum tinggal mengamini doa imam.

Semoga bermanfaat
#Islamgram

Wednesday, March 25, 2015

,

Muadzin Jum'at, Beberapa Versi Bacaan

Assalamualaikum Pembaca Islamgram

Postingan kali ini akan menuangkan tentang sesuatu yang berhubungan dengan kewajiban kaum laki-laki, Sholat Jum'at. Dalam sholat jum'at terdapat muadzin yang bertugas untuk adzan, menyerukan panggilan untuk berbondong-bondong melaksanakan Jum'atan.

Dalam prakteknya, Pada sholat jum'at muadzin tidak hanya mengumandangkan adzan saja. Ada bacaan-bacaan yang di baca pra dan pasca Khotib Naik mimbar. Berikut adalah beberapa versi bacaan yang dibacakan Muadzin dalam sholat jum'at. 

Versi Satu


  • Muadzin Adzan 

  • Muadzin Menghadap Jama’ah dan membaca :


 

يَامَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَالْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ،


 رُوِيَ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّهٗ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِذَاقُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ اَنْصِتْ وَاْلاِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ.

اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ,

 اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْاوَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ,

 اَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

  • Setelah Menyerahkan Tongkat dan Khatib Naik Mimbar, Muadzin membaca do’a dibawah ini. Setelah membaca do’a Muadzin Adzan


اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ،وَاْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ قَوِّاْلاِسْلاَمَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، وَيَسِّرْهُمْ عَلىٰ اِقَامَةِ الدِّيْنِ. رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ وَيَاخَيْرَالنَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

  • Muadzin membaca sholawat saat jeda antara 2 Khotbah : Adapun bacaan sholawat sebagai berikut :

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

 

Versi Ke-dua

Versi ke-2 Hanya mengganti bacaan poin ke-dua pada versi sebelumnya dengan bacaan berikut :

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُوْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ.

اِنَّ يَوْمَ الْجُمْعَةِ سَيِّدُ اْلأَيَّامِ، وَحِجُّ الْفُقَرَاءِ، وَعِيْدُ الْمَسَاكِيْنَ. اَلْخُطْبَتَانِ فِيْهَا مَقَامُ رَكْعَتِيْنِ مِنَ الْفَرْضِ. فَاِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَلاَ يَتَكَلَّمَنِّ اَحَدُكُمْ، وَمَنْ يَتَكَلَّمُ فَقَدْ لَغَا، وَمَنْ لَغَا فَلاَ جُمْعَةَ لَهُ.

 

أَنْصِتُوْا وَاَسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ...

أَنْصِتُوْا وَاَسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ...

اَنْصِتُوْا وَاَسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا جَمِيْعًا رَحِمَكُمُ اللهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ...

 

Dibeberapa tempat lain, Ada muadzin yang mengganti bacaan poin ke-dua dengan bacaan berikut ini.

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا, اللهم صلي وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى اَشْرَفِ الْعَرَابِ وَالْعَجْمِ, وَإِمَامِ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةِ وَالْحَرَامْ. سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ. وَزِدْهُ يَا رَبِّ شَرَفًا وَّكَرَمًا وَّمَهَابَةً وَّتَعْظِيْمَا. 

Untuk memperoleh file dalam bentuk Pdf Silahkan download disini
Semoga bermanfaat, #Islamgram


 

 



 

Sunday, March 22, 2015

Tilawah Al-Qur'an, Ragam lagu dan Tutorial

Al-Qur'an adalah mukjizat paling paripurna. Diturunkan pada Nabi Muhammad SAW. Hingga kini pun, kajian terhadap al-Qur'an tak pernah putus baik dari sisi akademik, keilmuan, rahasia-rahasia dsb.

Banyak sekali sisi-sisi yang dapat digali dari al-Qur'an, salah satunya melalui Keindahannya. Tentu pembaca telah beberapa kali menemui adanya pembacaan Qira'ah dalam acara-acara Islami bukan? Hal tersebut adalah salah satu sisi keindahan al-Qur'an.

Selain Qira'ah, Ada pula Tartil dan Tilawah. Ketiga-nya membuka dan menunjukkan bahwa Keindahan al-Qur'an sangatlah nyata. Subhanallah

Definisi Tilawah

Makna tilawah awalnya adalah mengikuti (tabi’a atau ittaba’a) secara langsung dengan tanpa pemisah, yang secara khusus berarti mengikuti kitab-kitab Allah, baik dengan cara qira’ah (intelektual) atau menjalankan apa yang terkandung di dalamnya (ittiba'). Mengikuti ini bisa secara fisik dan bisa juga secara hukum.

Singkat kata, tilawah dapat diartikan sebagai membaca yang bersifat spiritual atau aktifitas membaca yang diikuti komitmen dan kehendak untuk mengikuti apa yang dibaca dengan disertai sikap ketaatan dan pengagungan. Oleh karena itu, dalam Al-Qur’an kata tilawah lebih sering digunakan daripada kata qira’ah dalam konteks tugas para rasul ‘alaihimussalam.

Syaikh Ibnu Utsaimin dalam kitabnya Majalis Syahri Ramadlan menguraikan cakupan makna tilawah ke dalam dua macam : 
  1. Tilawah Hukmiyah, yaitu membenarkan segala informasi Al Qur’an danmenerapkan segala ketetapan hukumnya dengan cara menunaikanperintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. 
  2. Tilawah Lafdziyah, yaitu membacanya. Inilah yang keutamaannya diterangkan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dalam hadits Bukhari: خَيرُكُم مَنْ تعَلَّمَ القُرآنَ وعَلَّمَه ; (Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan yang mengajarkannya).

Dari sini dengan jelas kita dapat melihat bahwa kata tilawah ini mengungkapkan aspek praktis dari 'membaca', yakni sebuah tindakan yang terpadu, baik secara verbal, intelektual maupun fisik dalam mengikuti serta mengamalkan isi Kitabullah. Kata ini mengisyaratkan bahwa membaca Al-Qur'an itu bukan hanya sekedar melafalkan huruf-hurufnya secara lisan saja atau menyerap dan menganalisa informasi di dalamnya sebagai wacana intelektual yang bersifat kognitif belaka, akan tetapi juga harus diikuti dengan aplikasi secara nyata dengan iman dan amal.
 
Macam-Macam Lagu Tilawati
 
Ada 7 Maqom Tilawah yang dikenal. ke-7 maqom ini menjadi pakem [Acuan] utama dalam belajar dan membaca al-qur'an secara tilawati. Sedangkan improvisasi, tinggi-rendah panjang-pendek frekuensi bacaan menyesuaikan.
 
Berikut adalah 7 Maqom Tilawah : 
  1. Bayyati
  2. Shoba
  3. Nahawand
  4. Hijaz
  5. Rost
  6. Sika
  7. Jiharka
Secara menyeluruh ke-7 Maqom tersebut dibagi lagi sebagai berikut : 
 
BAYYATI, yaitu lagu yang paling dasar dari tilawatil Qur’an, atau suara yang paling dasar dari suara kita, disamping itu juga lagu bayyati terbagi atas 4 macam yaitu ; [Tutorial Bayyati]
  • Bayyati khoror yang sudah dijelaskan pada kutipan diatas
  • Bayyati nahwa, yaitu lagu yang suaranya sudah meningkat sedikit atau suara sedang
  • Bayyati jawab, yaitu lagu yang sudah memasuki lagu yang suaranya bertingkatan tinggi
  • Kemudian bayyati jawab bul jawab, yaitu lagu yang lebih tinggi suaranya/tingkatannya dari pada suara lagu jawab 

SHOBA, yaitu lagu tingkatan kedua dari semua lagu, lagu shoba juga terbagi atsa 3 tingkatan nada, yaitu : [Contoh Shoba]
  • Shoba asli, yaitu lagu yang tingkatan nadanya sedang seperti lagu bayyati nahwa, lagu shoba asli tingkatan nadanya yaitu berawal dari nada rendah kemudian pertengahan meninggi dan berakhir rendah. 
  • Shoba ma’al adzam, yaitu lagu yang tingkatan nadanya sudah memasuki suara tinggi, lagu shoba ma’al adzam tingkatan nadanya yaitu dari berawal nada sedang terus meninggi, kemudian sedang lagi dan berakhir dengan nada tinggi.
  • Shoba mu’al tadzam, yaitu lagu yang tingkatan nadanya juga memakai nada tinggi, lagu shoba mu’altdzam tingkatan nadanya yaitu berawal dari nada tinggi, terus sedang, dan berakhir dengan nada rendah.
NAHAWAND, yaitu berasal dari daerah Hamdan (Persi), lagu ini telah dirubah oleh Qori-qori’ Mesir dan terkumpul dalam lagu-lagu Misri. Sifat-sifat : 1) Mempunyai gerak ringan, 2) Lemah lembut yang mengharukan 3) Sesuai dengan tingkatan suara yang sederhana, Kegunaan: 1) Melembutkan suatu bacaaan 2) Membawa rasa khusyu’ dan keinsyafan 3)Memberi penyesuaian kepada ayat yang menunjukkan ayat gembira/sedih, 4) Membawa kepada sebutan huruf yang betul dan fasih [Contoh lagu Nahawand] [Tutorial Lagu Nahawand]
  • Awal Maqom Nahawand 
  • Nawa
  • Jawab
  •  Quflah Mahur
HIJAZ, lagu hijas adalah lgu ke 3 dari ke 7 lagu tilawalil Qur’an, lagu hijaz juga terbagi atas 3 tingkatan nada, yaitu : [Contoh Hijaz] [Contoh Bayyati-Hijaz]
  • Hijaz asli, yaitu lagu hijaz asli tingkatan nadanya berwal dari nada sedang , kemudian pertengahan meniggi dan berakhir dengan nada sedang, 
  • Hijaz skart, yaitu lagu hijaz skart tingkatan nadanya berawal dari nada tinggi, kemudian merendah, trus meniggi lagi dan berakhir dengan nada tinggi pula. 
  • Hijaz karkurt, yaitu lagu hijaz karkurt tingkatan nadanya berawal dari nada tinggi, trus kmudian nada sedang, dan kemudian meninggi lagi juga berakhir dengan nada tinggi pula.  
ROST,  adapu Tingkatan/variasi nada pada Rost: [Tutorial Rost]
  • Awal Maqom Rost 
  • Nawa
  • Jawab
  • Kuflah Zinjiron
  • Syabir Alarrost
  • Alwan Rost
 
SIKA,  Berikut adalah Tingkatan/variasi nada pada Sika: [Contoh Tutorial lagu Sika]
  • Awal Maqom 
  • Iraqi (nawa)
  • Turki (jawab)
  • Variasi Raml
 
JIHARKA, Berikut adalah Tingkatan/variasi nada pada Jiharka: [Lagu Jiharka]
  • Awal Maqom 
  • Nawa 
  • Jawab  
 
Untuk Versi MP3 dapat di unduh melalui alamat ini.  

Mohon di koreksi, Semoga Bermanfaat
#Islamgram